Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

TIDAK BEGITU MUDAH UNTUK DILUPAKAN

Masih teringat masa – masa dimana kita masih dengan tampang polos. Putih abu yang tidak mungkin untuk dilupakan begitu saja. Pagi yang indah diwarnai dengan sedikit senja. Mengingatkanku dengan masa – masa indah itu. Rumah yang berada di Kanoman Tengah. Dimana harus bangun lebih pagi untuk bersiap – siap pergi sekolah. Dengan kerudung putih, baju kemaja putih dengan logo di lengan kiri, rok span berwarna abu dan sepatu convers dengan kaos kaki panjang. Dibekali makan dan minum, sudah seperti anak TK yang masih dibekali makan ke sekolah. Perlu beberapa menit untuk jalan ke depan dan menunggu di pinggir jalan. Menunggu? Ya tentunya menunggu angkot yang lewat. Naik angkot yang memakan waktu kurang lebih dua puluh menit menuju sekolah dengan macetnya jalan karena kereta, lampu merah ataupun supir angkot yang menunggu penumpang. Sampai aku tau supir angkot yang cepat, biasa dan lama. Dilihat satu per satu orang – orang yang disekitarku tentunya didalam angkot, berbagai aktivitas yan

KARENA SESUATU YANG PERGI, MESKIPUN KEMBALI IA TAK AKAN PERNAH SAMA LAGI

Malamnya di Bukit Moko yang hanya dengan sedikit penerangan cahaya agar terlihat betapa indahnya kota Bandung yang membuat mata manja dengan jutaan cahaya – cahaya lampu. Hembusan angin yang membuatku kedinginan. Gigi – gigi yang ikut menari kedinginan. Tangannya yang begitu hangat menggosok – gosokan ke tanganku yang kedinginan ini. Masih terbayang wajahnya dengan badan tinggi berisi nya. Punggung datarnya yang membuat aku ingin memeluknya. Mata yang begitu tajam. Hidung mancungnya. Bibir manisnya yang pernah memberikan senyuman terbaiknya dan pipi cubby nya yang memberikan sentuhan terakhir pada wajahnya. Candaan  yang kita buat serta wajah marahnya. Semuanya masih menari - nari dikepalaku. Dan begitu berat untukku menghapus semuanya. Aku berkaca pada cermin yang memantulkan wajahku yang begitu lesu seharian menangis. Aku duduk didepan kelas disamping teman – teman yang begitu menghawatirkanku. Mereka yang, melihat wajahku yang sedang patah hati, tak semangat, kosong, da