BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kesehatan
reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi-fungsi dan proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi ditujukan kepada pria dan wanita.
Berbagai
penyakit yang menyerang sistem reproduksi dapat dialami oleh pria maupun wanita.
Biasanya, gangguan kesehatan disebabkan oleh masalah-masalah yang tidak
terduga. Kebanyakan gangguan kesehatan reproduksi sangat mudah menyerang
wanita. Hal ini karena alat reproduksinya yang lebih kompleks dan lebih rentan
mengalami gangguan. Selain itu kesehatan
wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan. Beberapa
hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada alat reproduksi di antaranya
adalah incest (hubungan badan sedarah) dan homeless (tunawisma).
Kedua hal
tersebut merupakan beberapa masalah dari sekian banyak permasalahan yang
dihadapi wanita. Selain dapat menyebabkan gangguan pada alat reproduksi wanita
tapi juga dapat menyebabkan gangguan psikologis yang akan mempengaruhi masa
depan korban yang mengalaminya.
Oleh karena itu
pentingnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi terutama pada wanita
yang berkaitan dengan sosialisasinya terhadap masyarakatdi sekitar
lingkungannya yang mungkin dapat menyebabkan gangguan reproduksi.
1.2 Rumusan
Massalah
1.2.1
Apa pengertian Homeless?
1.2.2
Apa penyebab
terjadinya Homeless?
1.2.3
Apa akibat dari
Homeless?
1.2.4
Bagaimana upaya
penanganan Homeless?
1.2.5
Apa pengertian
Incest?
1.2.6
Apa penyebab
Incest?
1.2.7
Apa akibat dari
Incest?
1.2.8
Bagaimana upaya
penanganan Incest?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui
pengertian Homeless
1.3.2
Mengetahui
penyebab Homeless
1.3.3
Mengetahui
akibat dari Homeless
1.3.4
Mengetahui
bagaimana upaya penanganan Homeless
1.3.5
Mengetahui
pengertian Incest
1.3.6
Mengetahui
penyebab Incest
1.3.7
Mengetahui
akibat dari Incest
1.3.8
Mengetahui
upaya penanganan Incest
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi tenaga
kesehatan
Tenaga kesehatan dapat mengetahui tentang permasalahan yang
dihadapi wanita dalam dimensi social seperti homeless dan incest dan mampu
membantu wanita yang sedang mengalami permasalahan tersebut dengan tepat.
1.4.2
Bagi institusi
pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan tentang homeless dan incest
1.4.3
Bagi pembaca,
khususnya wanita
Menambah pengetahuan agar wanita dapat merawat alat reproduksinya
dengan baik serta lebih menjaga dalam hal bersosialisasi agar tidak terjadi
penyimpangan yang menyebabkan gangguan alat reproduksi.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
Pengertian Homeless
Homeless dalam bahasa Indonesia
berarti tunawisma. Tunawisma adalah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal
tetap di wilayah tertentu dan hidup di tempat umum. Tunawisma adalah orang yang
tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus
tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai,
stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan
menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi,
tunawisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium,
lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai
dengan keadaan geografis dan negara tempat tunawisma berada untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. seringkali tunawisma hidup dari belas kasihan orang lain
atau bekerja sebagai pemulung. Gelandangan adalah istilah dengan konotasi
negatif yang ditujukan kepada orang-orang yang mengalami keadaan tunawisma.
A.
Adapun
secara spesifik ciri-ciri tunawisma yaitu sebagai berikut:
·
Para
tunawisma tidak mempunyai pekerjaan.
·
Kondisi
fisik para tunawisma tidak sehat.
·
Para
tunawisma biasanya mencari-cari barang atau makanan disembarang tempat demi
memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Para
tunawisma hidup bebas tidak bergantung kepada orang lain ataupun keluarganya.
B. Macam-macam Homeless (Tunawisma)
·
Tunawisma
biasa, yaitu mereka yang mempunyai pekerjaan tapi tidak mempunyai tempat
tinggal yang tetap.
·
Tunakarya,
yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal
yang tetap.
·
Tunakarya
cacat, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat
tinggal, serta kekurangan jasmani dan rohani .
C.
Dampak
dari Tunawisma
Salah satu penyebab mengapa tunawisma dipermasalahkan yaitu
karena kebanyakan para tunawisma tinggal di permukiman kumuh dan liar,
menempati zona-zona publik yang sebetulnya melanggar hukum, biasanya dengan
mengontrak petak-petak di daerah kumuh di pusat kota atau mendiami stren-stren
kali sebagai pemukim liar. Selain itu adanya para tunawisma pun mengganggu
pemandangan indah suatu kota sehingga menjadi tidak tertib. Hal tersebut
berhubungan dengan pekerjaan para tunawisma seperti, menjadi pengemis, pemulung
sampah, pengamen, dan lian-lain sehingga sangat mengganggu kesejahteraan suatu
kota tersebut. Sehingga hal tersebut dapat berdampak pada.:
a.Kebersihan dan Kesehatan Rumah mereka seadanya, ventilasi
dan penerangan kurang sehingga sangat jauh dari kriteria rumah sehat.
b.Perilaku hidup bersih sangat kurang,
sehingga muncul berbagai masalah kesehatan. Mereka tidak memperhatikan hal ini
karena untuk makan saja mereka hampir tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak
mempunyai cukup dana untuk memelihara kesehatan dan pengobatan .
c.Gizi kurang yang dikarenakan ketidakmampuan mereka memenuhi
kebutuhan pangan akibat rendahnya daya beli makanan bergizi. Hal ini yang
berdampak mereka mengalami gizi buruk termasuk anak hamil dan balita.
d.Tindak kekerasan sesama tunawisma yang dikarenakan pada
perebutan atau persaingan lahan mencari makan sehingga berakibat konflik.
e. Anak- anak kecil banyak yang dimanfaatkan untuk mengemis dan
menyetorkan sejumlah uang setiap harinya.
2.2 Penyebab homeless
Ada berbagai
alasan yang menjadikan seseorang memilih untuk menjalani hidupnya sebagai
seorang tunawisma antara lain segi ekonomi. Kemiskinan merupakan faktor utama,
kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga
mereka bertempat tinggal di tempat-tempat umum.Kemiskinan juga menyebabkan
rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk
bekerja.Hal ini berdampak pada anak-anak mereka.Mereka tidak mampu untuk
membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut menjadi
tunawisma, anak yang ditinggalkan orang tuanya sehingga mempengaruhi psikologis
anak tersebut, kerenggangan hubungan dengan orang tua, atau keinginan untuk
hidup bebas.
Anak yang ditinggal orang tuanya atau tidak mempunyai orang
tua, saudara dan tempat tinggal maka mereka mencari tempat berteduh di tempat
umum. Mereka mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya. Lansia yang
ditelantarkan oleh keluarganya.Penggusuran karena perkembangan
industri.Pengangguran karena kemajuan IPTEK akibatnya tenaga kerja kurang
terlatih tersingkir sehingga di PHK.Namun alasan yang terbanyak dan paling umum
adalah kegagalan para perantau dalam mencari pekerjaan. Hal ini diakibatkan
karena cerita-cerita di kampung halaman tentang kesuksesan perantau kerap
menjadi buaian bagi putra daerah untuk turut meramaikan persaingan di kota
besar.
Beberapa di antaranya memang berhasil, namun kebanyakan dari
para perantau kurang menyadari bahwa keterampilan yang mumpuni adalah modal
utama dalam perantauan.Sehingga mereka yang gagal dalam merengkuh impiannya,
melanjutkan hidupnya sebagai tunawisma karena malu bila pulang ke kampung
halaman.
Masalah kependudukan di Indonesia pada umumnya telah lama
membawa masalah lanjutan, yaitu penyediaan lapangan pekerjaan.Dan bila kita
meninjau keadaan dewasa ini, pemerataan lapangan pekerjaan di Indonesia masih
kurang. Sehingga kota besar pada umumnya mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih
banyak dan lebih besar daripada kota-kota kecil.
Hal inilah yang menjadi penyebab keengganan tunawisma untuk
kembali ke daerahnya selain karena perasaan malu karena berpikir bahwa
daerahnya memiliki lapangan pekerjaan yang lebih sempit daripada tempat dimana
mereka tempati sekarang.Mereka memutuskan untuk tetap meminta-minta, mengamen,
memulung, dan berjualan seadanya hingga pekerjaan yang lebih baik menjemput
mereka.
Selain itu, masalah yang sampai saat ini belum teratasi
yaitu kemiskinan yang sangat mempengaruhi munculnya tunawisma pada
lansia.Permasalahan yang sangat dirasakan oleh kaum miskin yaitu permasalahan
sosial ekonomi mereka, yakni karena mereka tidak mempunyai ekonomi yang cukup
mereka tidak bisa membeli rumah sehingga mereka memutuskan untuk menjadi
tunawisma (gelandangan).
2.3
Akibat homeless pada wanita
Banyak yang menjadi korban homeless, khususnya anak-anak dan
wanita.Pengaruh homeless pada anak-anak dan wanita sangat beresiko tinggi dan
banyak dampak negatifnya bagi tumbuh kembang dan kesehatan reproduksi.Pengaruh
yang sangat terlihat adalah pada mentalnya.Tetapi tunawisma perempuan jarang
terlihat karena mereka sering menemukan perlindungan dengan saudara, teman,
atau tunawisma lainnya yang perempuan.Sebagian besar perempuan tunawisma di
jalan-jalan itu karena perceraian atau melarikan diri dari kekerasan dalam
rumah tangga.Pengabaian juga merupakan kontributor kunci pada wanita tunawisma.
Perempuan mungkin pada peningkatan risiko tunawisma atau dipaksa untuk hidup dengan mantan atau pelaku saat ini untuk mencegah tunawisma.
Terkadang seorang wanita yang menjadi korban homeless memilki bahaya tersendiri bagi kesehatan reproduksinya. Mereka terancam oleh dunia kejahatan, yang biasanya akan terjerumus oleh sindikat penjualan perempuan yang akhirnya menjadi seorang PSK(Pekerja Seks Komersial). Bagi remaja yang belum cukup umur dan kurang pengetahuan, mereka akan mudah terjerat oleh sindikat ini yang kemudian akan berpengaruh terhadap segala aspek reproduksinya yang seharusnya belum menjadi tanggungan atau waktunya.
Perempuan mungkin pada peningkatan risiko tunawisma atau dipaksa untuk hidup dengan mantan atau pelaku saat ini untuk mencegah tunawisma.
Terkadang seorang wanita yang menjadi korban homeless memilki bahaya tersendiri bagi kesehatan reproduksinya. Mereka terancam oleh dunia kejahatan, yang biasanya akan terjerumus oleh sindikat penjualan perempuan yang akhirnya menjadi seorang PSK(Pekerja Seks Komersial). Bagi remaja yang belum cukup umur dan kurang pengetahuan, mereka akan mudah terjerat oleh sindikat ini yang kemudian akan berpengaruh terhadap segala aspek reproduksinya yang seharusnya belum menjadi tanggungan atau waktunya.
Banyak
wanita homeless sering menjadi korban dikarenakan kurangnya pengetahuan dan
ketidakmengertian mereka pada dampak-dampak yang akan mereka alami. Keadaan
seperti itu seharusnya ditanggulangi sejak dini. Jika tidak, maka akan semakin
banyak wanita yang akan mengalami kerusakan pada organ reproduksi, seperti PMS
(Penyakit Menular Seksual) dan Kanker Mulut Rahim (Serviks).
Mungkin
pada dasarnya semua wanita tidak mau menjadi seorang homeless, tetapi karena
berbagai keadaan yang memaksa mereka menjadi homeless seperti:
1. Sumber Pendapatan yang rendah
2. Penggusuran rumah
3. Tidak mempunyai pekerjaan
4. Masalah keluarga
Meski
begitu adapun upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan
korban homeless yaitu:
1.
Memberikan
pendidikan kesehatan
2.
Memberikan
penyuluhan tentang proses kehidupan dikota tidak senyaman yang mereka pikirkan.
3.
Membantu
menyalurkan keterampilan yang mereka miliki sehingga mereka bisa mengandalkan
kemampuan mereka sendiri untuk dapat menghasilkan uang.
4.
Memberikan
saran kepada homeless agar mau bergabung dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
untuk melindungi hak-hak kehidupannya.
2.4 Penanganan yang dilakukan pada
homeless
Setelah beberapa para tunawisma dalam lingkungan tersebut
Permasalahan tunawisma sampai saat ini merupakan masalah yang masih terjadi,
karena berkaitan satu sama lain dengan aspek-aspek kehidupan. Namun pemerintah
juga tidak habis-habisnya berupaya untuk menanggulanginya.Dengan berupaya
menemukan motivasi melalui persuasi dan edukasi terhadap tunawisma supaya
mereka mengenal potensi yang ada pada dirinya, sehingga menumbuhkan keinginan
dan semangat untuk berusaha hidup lebih baik.Langkah-langkah yang telah dilakukan
adalah dibangunnya Panti Sosial penampung para tunawisma (gelandangan).
Melakukan pembinaan kepada para tunawisma yang dilakukan melalui panti dan non
panti sehingga dengan cara ini para tunawisma mendapatkan pengetahuan, pembina
harus mengetahui asal usul daerahnya serta identifikasi penyebab yang
mengakibatkan mereka menjadi penyandang masalah sosial itu. Mengembalikan para
tunawisma ke kampung mereka masing-masing.
Disamping hal tersebut pemerintah
mengambil kebijakan untuk menanggulangi munculnya tunawisma antara lain:
a. Tahap persiapan
Karena
tunawisma biasanya tidak mempunyai tempat tinggal, maka suatu hal yang esensial
bila mereka ditanggulangi dengan memotivasi mereka untuk bersama-sama
dikumpulkan dalam di suatu tempat, seperti asrama atau panti sosial.Tujuan
dalam tahap ini yaitu untuk berusaha memasuki atau mengenal aktivitas atau
kehidupan para Tunawisma.
b. Tahap Penyesuaian diri
Setelah
para tunawisma dikumpulkan , kemudian mereka harus belajar menyesuaikan diri
pada lingkungan yang baru, dimana berlaku aturan-aturan khusus.
c. Tahapan pendidikan yang
berkelenjutan
Diadakan evaluasi mengenai potensi mereka untuk belajar
dengan maksud supaya mendapatkan pendidikan yang lebih layak.
Kendala-kendala yang menyulitkan upaya penanganan gelandangan
adalah:
·
Alokasi
dana untuk penanganan Tunawisma relatif kecil.
·
Upaya
penanganan terhadap Tunawisma seringkali hanya berhenti pada pendekatan
preventif-represif.
·
Upaya
penanganan sering tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah.
·
Kurangnya
partisipasi dan perhatian dari pemerintah.
·
Belum
teratasinya kemiskinan.
2.5 Pengertian Incest
Incest berasal
dari kata latin cestus yang berarti murni. Incestus berarti tidak murni.
Incest adalah hubungan badan atau
hubungan seksual yang terjadi antara dua
orang yang mempunyai ikatan pertalian darah atau istilah genetiknya In Breeding.Secara ringkas incest adalah hubungan seksual yang
terjadi antar anggota keluarga.
Menurut
Ruth S Kempe & C. Henry Kempe Incest adalah hubungan seksual antara
anggota keluarga dalam rumah, baik antara kakak-adik kandung/tiri, ayah dengan
anak kandung/tiri, paman dengan keponakan atau ibu dengan anak kandung/tiri
Incest ini
menunjukan hubungan seksual antar anggota keluarga atau kerabat pria dan
wanita, misalnya antar ayah dengan putrinya, antara kakek dengan cucunya antara
ibu dengan anak lelakinya. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa
(lebih berkuasa) dan korbannya adalah anak anak.yang sering terjadi adalah pada
anak tiri dengan bapak tiri, menantu dengan
mertua,dll.
Peristiwa
incest telah terjadi sejak dulu kala. Dalam sejarah dicatat raja-raja Mesir
kuno dan putra-putrinya kerap kali melakukan tingkah laku incest dengan motif
tertentu, sangat mungkin bertujuan untuk meningkatkan dan kualitas generasi
penerusnya. Pascainvasi Alexander the Great (Iskandar Zulkarain) para bangsawan
Mesir banyak yang melakukan perkawinan dengan saudara kandung dengan maksud
untuk mendapatkan keturunan berdarah murni dan melanggengkan kekuasaan. Contoh
yang terdokumentasi adalah perkawinan Ptolemeus II dengan saudara perempuannya,
Elsione. Beberapa ahli berpendapat, tindakan seperti ini juga biasa dilakukan
kalangan orang biasa. Toleransi semacam ini didasarkan pada Mitologi Mesir Kuno
tentang perkawinan Dewa Osiris dengan saudaranya, Dewi Isis.
2.6
Penyebab terjadinya incest
1. Faktor internal
, yang terdiri dari :
a.
Biologis :
dorongan seksual yang terlalu besar dan ketikmampuan pelaku untuk pmengendalikan
nafsu seksnya.
b. Psikologis : pelaku memiliki kepribadian yang
menyimpang seperti minder, tidak percaya diri, kurang pergaulan atau menutup
diri dari lingkungan pergaulan, menarik diri dari pergaulan sosial dengan
masyarakat dan sebagainya.
2. Faktor
eksternal, terdiri dari :
a.
Ekonomi keluarga
Masyarakat
dengan tingkat ekonomi rendah atau mempunyai keterbatasan pendapatan untuk
bermain diluar lingkungan mereka sehingga mempengaruhi cara pandang dan
mempersempit ruang lingkup pergaulan mereka .
b.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan
rendah
c.
Tingkat pemahaman agama serta penerapan
akidah dan norma agama yang tidak mereka ketahui atau tidak dipahami.
Selain faktor
faktor diatas terdpat juga faktor lain yaitu :
a.
Faktor usia : pikiran anak anak terbatas dan memiliki
ketakutan
c. Bermain lama
lama dalam satu kamar sehingga nafsu biologis mereka terangsang
d.
Budaya patriarki : laki laki memiliki rasa kepemilikan terhadap anak dan
keluarganya sehingga dia berhak melakukan apapun
Lustig (Sawitri Supardi: 2005) mengemukakan
factor-faktor lain yaitu:
a.
Keadaan terjepit, dimana anak perempuan
manjadi figur perempuan utama yang mengurus keluarga dan rumah tangga sebagai
pengganti ibu.
b.
Kesulitan seksual pada orang tua, ayah
tidak mampu mengatasi dorongan seksualnya.
c.
Ketidakmampuan ayah untuk mencari
pasangan seksual di luar rumah karena kehutuhan untuk mempertahankan facade
kestabilan sifat patriachat-nya.
d.
Ketakutan akan perpecahan keluarga yang
memungkinkan beberapa anggota keluarga untuk lebih memilih desintegrasi
struktur daripada pecah sama sekali.
e.
Sanksi yang terselubung terhadap ibu
yang tidak berpartisipasi dalam tuntutan peranan seksual sebagai istri.
f.
Pengawasan dan didikan orangtua yang
kurang karena kesibukan orang bekerja mencari nafkah dapat melonggarkan
pengawasan oleh orangtua bisa terjadi incest.
g.
Anak remaja yang normal pada saat mereka
remaja dorongan seksualnya begitu tinggi karena pengaruh tayangan yang
membangkitkan naluri birahi juga ikut berperan dalam hal ini.
2.7 Akibat dari incest
a. Dampak
psikologis
Incest dapat
menimbulkan tekanan psikologis seperti:
a. Masalah
konstruksi keluarga, misalnya ayah dan anak adalah satu kesatuan keluarga.
Namun jika terjadi incest dimana ayah menghamili anak perempuannya, maka bila
lahir Anak dari anak perempuannya maka status ayahnya ganda yaitu sebai ayah
juga sebagai kakek.
b. Kasus
pemerkosaan incest misalnya anak laki laki yang memperkosa ibunya. Ini mungkin
terjadi karena kelainan anak yang terlalu memcintai ibunya. Dalam ilmu
psikologi disebut dengan istilah Oedipus Compleks yaitu anak menganggap ibunya
sebagai perempuan lain dan bukan sebagai ibunya.
b. Dampak terhadap
fisik
Dari segi medis tidak setiap pernikahan incest melahirkan
keturunan yang memiliki kelainan atau gangguan kesehatan. Apabila terjadi
kelahiran anak perempuan lebih rentan dan berpeluang besar terhadap penyakit
genetik yang diturunkan orang tuanya.Banyak penyakit genetik yang berpeluang
muncul lebih besar, contohnya :
a.
Skizoprenia: kromosom yang mengalami gangguan kesehatan
jiwa
b.
Leukodystrophine: kelainan pada bagian saraf disebut milin.
Ada bagiandari jaringan penunjang pada otak yang mengalamigangguan dan
menyebabkan pembentukan enzim
terganggu.
c.
Gangguan dan
menyebabkan pembentukan enzim terganggu.
d.
Idiot: keterlambatan mental serta
perkembangan otak lemah.
e. Kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan ibu mengandung dan adanya rasa
penolakan serta emosional dari ibu
f. Hemofilia:penyakit
sel darah merah yang pecah mengakibatkan anak harus terus menerus mendapatkanpp transfuse.
Akibat lain yang cukup
meresahkan korban adalah mereka sering disalahkan dan mendapat stigma (label)
yang buruk. Padahal, kejadian yang mereka alami bukan karena kehendaknya.
Mereka adalah korban kekerasan seksual. Orang yang semestinya disalahkan adalah
pelaku kejahatan seksual tersebut.
Berbagai studi
memperlihatkan, hingga dewasa, anak-anak korban kekerasan seksual seperti
incest biasanya akan memiliki self-esteem (rasa harga diri) rendah, depresi,
memendam perasaan bersalah, sulit mempercayai orang lain, kesepian, sulit
menjaga membangun hubungan dengan orang lain, dan tidak memiliki minat terhadap
seks.
Studi-studi lain bahkan
menunjukkan bahwa anak-anak tersebut akhirnya ketika dewasa juga terjerumus ke
dalam penggunaan alkohol dan obat terlarang, pelacuran, dan memiliki
kecenderungan untuk melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak.
2.8
Upaya mengatasi incest
Untuk menghindari
terjadinya incest yang baik disertai atapun tidak disertai kekerasan seksual,
perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
1.
Memperkuat keimanan dengan menjalankan
ajaran agama secara benar. Bukan hanya mengutamakan ritual, tetapi terutama
menghayati nilai-nilai yang diajarkan sehingga menjadi bagian integral dari
diri sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan penghayatan akan Tuhan sebagai
pribadi, sehingga relasi dengan Tuhan bersifat “mempribadi”, bukan sekadar
utopia yang absurd.
2.
Memperkuat rasa empati, sehingga lebih
sensitif terhadap penderitaan orang lain, sekaligus tidak sampai hati membuat
orang lain sebagai korban.
3.
Mengisi waktu luang dengan kegiatan
kreatif-positif.
4.
Menjauhkan diri dan keluarga dari
hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat.
5.
Memberikan pengawasan dan bimbingan
terhadap anggota keluarga, sehingga dapat terkontrol.
6.
Memberikan pendidikan seks sejak dini,
sesuai dengan usia anak
BAB
III
ARTIKEL
KEJADIAN
3.1 Artikel tentang
Homeless
INILAH.COM, Barcelona Krisis ekonomi yang
melanda Spanyol kini berdampak pada hampir semua sisi kehidupan. Banyak orang
kehilangan pekerjaan akibat perusahaan-perusahaan bangkrut. Orang-orang kini
jatuh miskin.
Pengemis dan gelandangan kini
bermunculan di berbagai sudut kota di Spanyol. Kaum perempuan yang tak mampu lagi
bertahan terpaksa beralih profesi menjadi penjaja seks. Tak ada pilihan untuk
bertahan hidup, dan menjadi pekerja seks komersial adalah pilihan paling mudah.
Al Jazeera, belum lama ini, menurukan laporan feature
mengenai hal tersebut.Terungkap bahwa kini semakin banyak perempuan yang
menjadi PSK dadakan karena tekanan ekonomi. Karena itu, tidak heran bila setiap
saat dijumpai banyak PSK di jalan-jalan kota di Spanyol.
Bahkan, PSK yang biasanya
bermunculan di malam hari kini bisa dijumpai siang hari di jalanan kota-kota di
Spanyol. Sebelum krisis, PSK di Spanyol kebanyakan berasal dari Amerika
Selatan. Kini, mereka sebagian besar adalah warga Spanyol.
Pemandangan PSK yang mencari
klien kini terlihat di siang hari di kota Madrid, sebuah pemandangan yang tak
terlihat sebelum krisis. Perempuan Spanyol yang menjadi PSK kini bersaing
dengan pendatang dari Eropa dan Amerika Selatan.
30 tahun lalu hanya sekitar 8%
PSK adalah perempuan Spanyol, sisanya berasal dari berbagai negara. Kini,
jumlah perempuan Spanyol yang menjadi PSK bertambah dua kali lipat menjadi
sekitar 15% hingga 20%. Mereka menganggap itulah satu-satunya jalan untuk
bertahan hidup. Kami membantu mereka keluar dari masalah itu, ujar Miguel
Falcones dari LSM Doctors of The World.
Di Barcelona, di kota kedua
terbesar di Spanyol itu, sebagian besar PSK adalah pendatang haram yang
dikoordinir oleh geng tertentu. Mereka berasal dari berbagai negara.
Semakin banyaknya perempuan yang
menjadi PSK membuat pemerintah kota Barcelona mengeluarkan aturan baru. Kini,
PSK maupun kliennya mereka yang tertangkap akan dikenai denda.
Aturan itu diprotes kalangan
PSK. Paula, salah seorang PSK di Barcelona, menyatakan aturan itu mengekang hak
asasi manusia. Pemerintah mengenakan denda kepada PSK, padalah di sisi lain ada
6 juta pengangguran di Spanyol. Ini tidak adil, karena tidak ada pekerjaan
untuk mereka, ujar PSK yang kini memimpin sebuah perkumpulan PSK untuk menuntut
hak legal dari pemerintah.
3.2. Artikel tentang Incest
MEDAN,
SUMUTPOS.CO – Nafsu! Kata inilah yang dialaskan Raz (19), hingga nekat
melakukan hubungan sedarah (inses) dengan ibu kandungnya Siti Sahara (44).
Pengakuan mengejutkan ini diutarakan pemuda pengangguran yang biasa dipanggil
Minus ini saat ditemui di sel tahanan Polsek Percut Sei Tuan, Rabu (18/6)
siang.
Ironisnya
lagi, Raz juga ngaku pernah menyetubuhi wanita yang melahirkannya itu saat
ayahnya Ahmad Siregar tergeletak sakit.
Dikisahkan
Raz, persetubuhan ‘terlarang’ itu pertama terjadi pada suatu malam di
pertengahan bulan November 2013 lalu. Entah setan apa yang merasuki pikiran Raz
kala itu, hingga ia berani mengajak ibunya bersetubuh. Saat itu, ayah dan adik
perempuannya sebut saja Melati (11) tengah tidur di ruang tamu.
Parahnya
lagi, ternyata ajakan Raz juga tak mendapat penolakan dari Siti yang memang
sudah lama tak mendapat belaian dari sang suami yang sakit-sakitan.
"Pas
bulan November 2013 itulah pertama bang. Saat itu bapak yang sudah
sakit-sakitan tidur di ruang tamu bersama adik. Jadi aku ngajak mamak gituan ke
kamar. Mamak mau juga. Di situlah pertama kali kami melakukan hubungan intim.
Aku sudah tak tahan lagi, dan mamak pun tak menolak," kenang Raz dengan
wajah tak bersalah.
Hal
senada juga diakui Siti. Wanita bertubuh putih itu ngaku tak keberatan
disetubuhi karena ia juga sudah jatuh cinta pada Raz. Hal itu pulalah yang
membuat dirinya menikmati betul hubungan intim yang seharusnya tak bisa
dilakukan oleh ibu dan anak tersebut. Parahnya, ternyata Siti sudah menganggap
anaknya itu sebagai kekasih.
"Aku
sebenarnya menyesal, tapi semua sudah terjadi kan. Aku mungkin kesetanan
makanya menuruti mau anakku itu. Tapi kalau mau jujur, aku sudah anggap anakku
itu sebagai kekasih. Aku jatuh cinta sama dia," kata Siti pada kru koran
ini.
Sejak
awal Siti mengaku sudah mengetahui kelakuan aneh anaknya itu. Pasalnya, jauh
sebelum melakukan persetubuhan itu, Raz sudah sering menjamah payudaranya
ketika mereka hanya berdua di rumah. "Kalau lagi berdua di rumah, memang
dia suka aneh-aneh lah. Dia mau memegang dadaku kalau di rumah. Cuma pertama ya
ku anggap karena anak ya begitu lah, aku cuek aja. Tapi beginilah ujungnya,
malu tapi mau bagaimana lagi," kata Siti yang mengaku sudah siap
menanggung aib dan dosa atas perbuatan itu.
Kasus
hubungan seks sedarah itu pun kini masih dalam penyelidikan Polsek Percut Sei
Tuan. Namun Raz dilaporkan atas pencabulan yang dilakukannya terhadap adik
kandungnya Melati. Itu pula yang dilaporkan Siti ke polisi setelah kasus
tersebut terkuak dan diketahui oleh warga Dusun X, Desa Cinta Damai.
Ditanyai
soal itu, Siti mengaku tak mengetahui dan benar-benar kecewa dengan Raz.
"Tak tau aku kalau dia gitukan adiknya juga. Tahunya pas kemaren itu lah,
disitu anakku yang perempuan cerita. Makanya jadi kami laporkan itu,"
katanya.
Raz
di usir, siti bakal nikah. Selain terancam mendekam lama di penjara, Raz juga
dipastikan tak bisa kembali ke rumah orangtuanya. Pasalnya, warga Dusun X, Jl.
KUD, Desa Cinta Damai, Percut Sei Tuan merasa sangat malu dengan kejadian itu.
Bahkan, pasca kasus ini mencuat, warga lingkungan dimana ibu dan anak ini
tinggal itu juga sempat emosi menghakimi Raz.
Hal
itu dibenarkan Kadus X bernama Misnar. “Karena malu, warga sempat menemui Siti
di kediamannya dan meminta agar Raz jangan pernah kembali lagi ke sini jika ia
sudah bebas dari penjara nanti. Kami pun sudah tau soal keberatan warga itu,
dan demi menjaga keamanan kami meminta agar pelaku itu tak kembali lagi ke
sini," pinta Misnar.
Senada
dikatakan Polmas Desa Cinta Rakyat, Sudarnoto Siregar (53) yang menegaskan
seluruh warga desa telah sepakat mengusir Raz dari kampung itu selamanya.
"Warga takut anak-anaknya jadi korban juga. Apalagi pelaku juga mencabuli
adik perempuannya sendiri,” terangnya.
Hal
itu juga dibenarkan Siti yang mengatakan jika warga memintanya untuk tak
membawa Raz kembali ke rumahnya. "Tak dikasih lagi tinggal di situ dia,
katanya kalau sudah bebas dari penjara pun tak boleh kembali lagi karena warga
sudah marah," jelasnya.
Masih
menurut Siti, akibat kasus itu rencana pernikahannya dengan seorang duda
bernama Sudar (50) pun terancam batal. "Aku suka dengan laki-laki, dia
duda namanya Sudar. Katanya kami mau menikah setelah lebaran ini. Tapi sudahlah
apalagi, dia pun mungkin sudah tak mau lagi," sesalnya.
Sekadar
mengingatkan, kasus hubungan seks sedarah (inses) ini terkuak bermula dari
pertengkaran ibu anak itu pada Senin (16/6) malam. Kala itu, Raz yang sudah
lelah melipati pakaian minta tolong dipijitin pada ibunya. Namun, permintaan
Raz tak dituruti ibunya.
Hal
itu membuat Raz berang dan meracau tak keruan, bahkan melontarkan kata-kata
makian pada Siti. Mendengar ucapan Raz sudah keterlaluan, Sari, kakak kandung
Raz yang kebetulan malam itu diantar suaminya menginap di rumah orangtuanya tak
terima. Keributan pun meledak, hingga menarik perhatian warga sekitar.
Warga yang penasaran lantas
mencoba mendamaikan pertengkaran ibu dan anak-anaknya itu. Saat ditanyai, Siti
malah menceritakan perlakuan bejat anak keduanya itu. Keterangan Siti langsung
membuat emosi warga meledak dan nyaris menghakiminya. Saat itu pula, Raz
digiring warga ke kantor polisi guna dimintai keterangan. Dikatakan Raz dirinya
nekat menyetubuhi ibu kandungnya lantaran ia nafsu melihat wanita yang
melahirkannya tersebut.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Homeless
Dari kasus yang sudah di beritakan dalam
artikel tersebut, bahwa kasus masyarakat khususnya pada wanita di spanyol itu
termasuk kepada kasus homeless (tunawisma, gelandangan). Hal yang menunjukan
bahwa mereka termasuk homeless/tunawisma adalah tidak memiliki pekerjaan yang
merupakan salah satu ciri dari homeless. Dalam kasus ini masyarakat spanyol
yang mengalami homeless termasuk kedalam tunakarya karena mereka tidak
mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.
Penyebab
dari banyaknya masyarakat spanyol menjadi homeless karena factor ekonomi yang
ditambah dengan krisis yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut.Krisis
tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang bangkrut sehingga lapangan kerja
pun berkurang. Hal itu mengakibatkan kemiskinan semakin merajalela di Negara
tersebut hingga banyak masyarakat yang menjadi homeless.
Akibat dari homeless yang
dialami masyarakat spanyol membuat khususnya para kaum wanita yang tak mampu
lagi bertahan sehingga terpaksa beralih profesi menjadi penjaja seks. Tak ada
pilihan untuk bertahan hidup, dan menjadi pekerja seks komersial adalah pilihan
paling mudah.
Untuk menanggulangi hal tersebutperlu
dilaksanakannya
·
Penyuluhan pendidikan kesehatan tentang
kesehatan reproduksi
·
Berupaya
menemukan motivasi melalui persuasi dan edukasi terhadap tunawisma supaya
mereka mengenal potensi yang ada pada dirinya, sehingga menumbuhkan keinginan
dan semangat untuk berusaha hidup lebih baik dengan membantu menyalurkan
keterampilan yang mereka miliki dengan membuka lapangan pekerjaan sehingga
mereka bisa mengandalkan kemampuan mereka sendiri untuk dapat menghasilkan
uang.
·
Memberikan
saran kepada homeless agar mau bergabung dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
untuk melindungi hak-hak kehidupannya.
·
Dalam
kasus tersebut pemerintah memberikan sanksi berupa denda kepada tunawisma yang
menjadi psk serta kliennya.
4.2 Incest
Kasus
yang dilakukan oleh Raz kepada ibu dan adiknya termasuk kedalam perbuatan
incest. Karena disini Raz melakukan hubungan badan sedarahkepada anggota
keluarganya yaitu ibu dan adiknya
Faktor
pemicu Raz melakukan hal tersebut semata karena dorongan
seksual yang terlalu besar dan ketikmampuan Raz untuk mengendalikan nafsu seksnya. Hal tersebut termasuk kedalam
factor internal yaitu biologis.
Ada
pula Faktor eksternal
juga yang mempengaruhi Raz yaitu:
·
Ekonomi keluarga
Disini Ras tidak mempunyai pekerjaan
(pengangguran) sehingga ia pun tidak memiliki pendapatan untuk bermain
diluar lingkungan mereka sehingga mempengaruhicara pandang dan mempersempit
ruang lingkup pergaulannya.
·
Tingkat pemahaman agama serta penerapan
akidah dan norma agama yang tidak Raz ketahui atau tidak dipahami.
Selain
itu kebiasaan Raz memegang payudara ibunya yang ibunya sendiri membiarkannya
tanpa memarahinya sehingga menimbulkan nafsu seks Raz.
Ibunya
pun mau melakukan hubungan badan dengan anaknya yaitu Raz. Hal ini dikarenakan
suami ibu siti atau ayahnya Raz sedang sakit yang dimana kondisinya belum pulih
sepenuhnya sehingga ibu siti tidak pernah mendapatkan belaian kasih sayang dari
suami untuk memuaskan nafsu seksnya sehingga ibu siti mau melakukan hubungan
badan dengan anak kandungnya sendiri.
Sedangkan
hubungan badan sedarah yang dilakukan Raz kepada adiknya bisa jadi selain
karena Raz memiliki nafsu seks yang tidak bisa dikendalikan tapi juga karena
kurangnya pengetahuan dari sang adik tentang tidak bolehnya melakukan hubungan
badan sedarah dan karena pria lebih berkuasa sehingga sang adik perempuan takut
dan akhirnya menuruti kemauan sang kakak.
Akibat
yang dapat ditimbulkan oleh apa yang dilakukan Raz adalah Dampak
psikologis yaitu
karena Raz melakukan badan dengan ibu kandungnya. Ini mungkin
terjadi karena kelainan anak yang terlalu memcintai ibunya. Dalam ilmu
psikologi disebut dengan istilah Oedipus Compleks yaitu anak menganggap ibunya
sebagai perempuan lain dan bukan sebagai ibunya.
Raz
juga akhirnya dipenjara dan tidak lagi diterima di kampungnya karena sudah dianggap mencemarkan nama baik kampungnya.
Selain
itu akibat lain yang mungkin terjadi pada masa berikutnya apabila adik ataupun
ibunya hamil maka akan berdampak terhadap fisik anak yang dikandung ibu ataupun
adiknya yaitu
Dari segi medis tidak setiap pernikahan incest melahirkan
keturunan yang memiliki kelainan atau gangguan kesehatan. Apabila terjadi
kelahiran anak perempuan lebih rentan dan berpeluang besar terhadap penyakit
genetik yang diturunkan orang tuanya.Banyak penyakit genetik yang berpeluang
muncul lebih besar, contohnya :
·
Skizoprenia: kromosom yang mengalami gangguan kesehatan
jiwa
·
Leukodystrophine: kelainan pada bagian saraf disebut milin.
Ada bagiandari jaringan penunjang pada otak yang mengalamigangguan dan
menyebabkan pembentukan enzim
terganggu.
Gangguan dan
menyebabkan pembentukan enzim terganggu.
·
Idiot: keterlambatan mental serta
perkembangan otak lemah.
·
Kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan ibu mengandung dan adanya rasa penolakan serta emosional dari ibu
·
Hemofilia:penyakit sel darah merah yang
pecah mengakibatkan anak harus terus menerus mendapatkanpp transfuse.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi
lagi hubungan badan sedarah maka perlunya memperkuat keimanan dengan
menjalankan ajaran agama secara benar. Bukan hanya mengutamakan ritual, tetapi
terutama menghayati nilai-nilai yang diajarkan sehingga menjadi bagian integral
dari diri sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan penghayatan akan Tuhan sebagai
pribadi, sehingga relasi dengan Tuhan bersifat “mempribadi”, bukan sekadar
utopia yang absurd.
Dalam kasus ini sebaiknya Raz
diingatkan dan diajarkan tentang agama secara benar sehingga ia tau larangan
berhubungan badan sedarah dan apabila ia ingin melakukannya maka ia ingat
Tuhan.
Sebaiknya Raz diberi pendidikan
norma dan memperkuat rasa empati, sehingga lebih sensitif terhadap penderitaan
orang lain, sekaligus tidak sampai hati membuat orang lain sebagai korban.
Raz juga diberi semangat agar ia
dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan kreatif-positif atapun memberikannya
pekerjaan agar tidak menjadi pengangguran.
Disini walaupun keluarga tapi harus
ada batasan dalam berhubungan jangan sampai membangkitkan syahwat sehingga
melakukan hubungan badan kepada keluarga sendiri.
Selain itu perlunya memberikan
pengawasan dan bimbingan terhadap anggota keluarga, sehingga dapat terkontrol.
Raz juga perlu mendapatkan pendidikan
seks dimana didalamnya dijelaskan tentang bahaya yang timbul dari apa yang
telah dilakukannya tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Simpulan
Homeless/tunawisma
adalah orang yang tidak mempunyai tempat
tinggal tetap di wilayah tertentu dan hidup di tempat umum.Banyak hal yang
dapat menyebabkan seseorang atau masyarakat menjadi homeless/tunawisma
diantaranya factor ekonomi. Dari factor ekonomi tersebut banyak orang yang
tidak memiliki pekerjaan akhirnya masyarakat khususnya wanita memilih untuk
bekerja sebagai seorang PSK yang menurutnya mudah untuk di kerjakan seprti
kasus yang sudah di bahas sebelumnya. Adapun penanggulangan kasus ini adalah
memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat mengenai kesehatan reproduksi,
memberikan motivasi untuk menyalurkan keterampilan dengan memberikan lapangan
pekerjaan, menyarankan kepada tunawisma untuk bergabung dengan lembaga social
masyarakat. Dan pemerintah memberikan sanksi kepada PSK beserta kliennya yang
melakukan hubungan seksual.
Sedangkan incest adalah adalah hubungan
badan atau hubungan seksual yang terjadi antara dua orang yang mempunyai ikatan pertalian darah. Biasanya terjadi antara
anggota keluarga dalam rumah, baik antara kakak-adik kandung/tiri, ayah dengan
anak kandung/tiri, paman dengan keponakan atau ibu dengan anak kandung/tiri. Kasus pada artikel yang dilakukan
oleh Raz kepada ibu dan adiknya termasuk kedalam perbuatan incest. Karena ia melakukan
hubungan badan sedarahkepada anggota keluarganya yaitu ibu dan adiknya. Penyebabnya
karena dorongan seksual yang terlalu besar dan ketikmampuan Raz untuk
mengendalikan nafsu seksnya.
Selain itu ibunya yang kurang mendapatkan belaian kasih sayang suami untuk
memenuhu hasrat seksnya. Serta adiknya yang cenderung takut kepada kakaknya.
Akibatnya
Raz dipenjara dan tidak diterima lagi dilingkungan dimana ia tinggal. Upaya
untuk mengatasinya dengan meningkatkan keimanan kepada Tuhan yang maha esa,
melakukan hal yang bersifat positif, dan menjaga hubungan dengan batasan yang
semestinya.
5.2 Saran
Dengan semakin banyaknya tunawisma yang
ada di jalanan, diharapkan pembaca dan pemerintah dapat lebih memahami dalam
sulitnya hidup dijalanan. Pembaca juga diharapkan dapat mengikutsertakan diri
dalam upaya meminimalisir pembengkakan jumlah tunawiswa dengan diadakannya
penyuluhan dan pembekalan diri di pedesaan mengenai bagaimana susahnya hidup di
kota. Pemerintah juga harusnya dapat memperbanyak lapangan kerja didesa agar
para tunawisma khususnya wanita tak perlu berbondong-bondong pergi ke kota
untuk menjadi seorang gelandangan apalagi sampai jadi psk.
Sedangkan untuk incest sebaiknya sebagai
seorang kepala keluarga hendaknya seorang ayah mampu mengarahkan keluarganya
kejalan yang baik, seorang ibu hendaknya dapat mendidik dan memantau
perkembangan anaknyadengan baik meskipun ibu tersebut seorang wanita karir, dan
untuk mempertahankan keutuhan keluarga hendaknya dibutuhkan keterbukaan
dankasih sayang antar anggota keluarga.
Komentar
Posting Komentar