Langsung ke konten utama

HOMELESS DAN INCEST


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan kepada pria dan wanita.
Berbagai penyakit yang menyerang sistem reproduksi dapat dialami oleh pria maupun wanita. Biasanya, gangguan kesehatan disebabkan oleh masalah-masalah yang tidak terduga. Kebanyakan gangguan kesehatan reproduksi sangat mudah menyerang wanita. Hal ini karena alat reproduksinya yang lebih kompleks dan lebih rentan mengalami gangguan. Selain itu kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada alat reproduksi di antaranya adalah incest (hubungan badan sedarah) dan homeless (tunawisma).
Kedua hal tersebut merupakan beberapa masalah dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi wanita. Selain dapat menyebabkan gangguan pada alat reproduksi wanita tapi juga dapat menyebabkan gangguan psikologis yang akan mempengaruhi masa depan korban yang mengalaminya.
Oleh karena itu pentingnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi terutama pada wanita yang berkaitan dengan sosialisasinya terhadap masyarakatdi sekitar lingkungannya yang mungkin dapat menyebabkan gangguan reproduksi.

1.2  Rumusan Massalah
1.2.1        Apa pengertian Homeless?
1.2.2        Apa penyebab terjadinya Homeless?
1.2.3        Apa akibat dari Homeless?
1.2.4        Bagaimana upaya penanganan Homeless?
1.2.5        Apa pengertian Incest?
1.2.6        Apa penyebab Incest?
1.2.7        Apa akibat dari Incest?
1.2.8        Bagaimana upaya penanganan Incest?

1.3  Tujuan
1.3.1        Mengetahui pengertian Homeless
1.3.2        Mengetahui penyebab Homeless
1.3.3        Mengetahui akibat dari Homeless
1.3.4        Mengetahui bagaimana upaya penanganan Homeless
1.3.5        Mengetahui pengertian Incest
1.3.6        Mengetahui penyebab Incest
1.3.7        Mengetahui akibat dari Incest
1.3.8        Mengetahui upaya penanganan Incest

1.4  Manfaat
1.4.1        Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat mengetahui tentang permasalahan yang dihadapi wanita dalam dimensi social seperti homeless dan incest dan mampu membantu wanita yang sedang mengalami permasalahan tersebut dengan tepat.
1.4.2        Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang homeless dan incest
1.4.3        Bagi pembaca, khususnya wanita
Menambah pengetahuan agar wanita dapat merawat alat reproduksinya dengan baik serta lebih menjaga dalam hal bersosialisasi agar tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan gangguan alat reproduksi.


BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Homeless
Homeless dalam bahasa Indonesia berarti tunawisma. Tunawisma adalah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap di wilayah tertentu dan hidup di tempat umum. Tunawisma adalah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi, tunawisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai dengan keadaan geografis dan negara tempat tunawisma berada untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. seringkali tunawisma hidup dari belas kasihan orang lain atau bekerja sebagai pemulung. Gelandangan adalah istilah dengan konotasi negatif yang ditujukan kepada orang-orang yang mengalami keadaan tunawisma.
A.    Adapun secara spesifik ciri-ciri tunawisma yaitu sebagai berikut:
·         Para tunawisma tidak mempunyai pekerjaan.
·         Kondisi fisik para tunawisma tidak sehat.
·         Para tunawisma biasanya mencari-cari barang atau makanan disembarang tempat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
·         Para tunawisma hidup bebas tidak bergantung kepada orang lain ataupun keluarganya.
B.     Macam-macam Homeless (Tunawisma)
·         Tunawisma biasa, yaitu mereka yang mempunyai pekerjaan tapi tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.
·         Tunakarya, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.
·         Tunakarya cacat, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal, serta kekurangan jasmani dan rohani .

C.     Dampak dari Tunawisma
Salah satu penyebab mengapa tunawisma dipermasalahkan yaitu karena kebanyakan para tunawisma tinggal di permukiman kumuh dan liar, menempati zona-zona publik yang sebetulnya melanggar hukum, biasanya dengan mengontrak petak-petak di daerah kumuh di pusat kota atau mendiami stren-stren kali sebagai pemukim liar. Selain itu adanya para tunawisma pun mengganggu pemandangan indah suatu kota sehingga menjadi tidak tertib. Hal tersebut berhubungan dengan pekerjaan para tunawisma seperti, menjadi pengemis, pemulung sampah, pengamen, dan lian-lain sehingga sangat mengganggu kesejahteraan suatu kota tersebut. Sehingga hal tersebut dapat berdampak pada.:
a.Kebersihan dan Kesehatan Rumah mereka seadanya, ventilasi dan penerangan kurang sehingga sangat jauh dari kriteria rumah sehat.
b.Perilaku hidup bersih sangat kurang, sehingga muncul berbagai masalah kesehatan. Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka hampir tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk memelihara kesehatan dan pengobatan .
c.Gizi kurang yang dikarenakan ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan pangan akibat rendahnya daya beli makanan bergizi. Hal ini yang berdampak mereka mengalami gizi buruk termasuk anak hamil dan balita.
d.Tindak kekerasan sesama tunawisma yang dikarenakan pada perebutan atau persaingan lahan mencari makan sehingga berakibat konflik.
e. Anak- anak kecil banyak yang dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang setiap harinya.




2.2  Penyebab homeless
      Ada berbagai alasan yang menjadikan seseorang memilih untuk menjalani hidupnya sebagai seorang tunawisma antara lain segi ekonomi. Kemiskinan merupakan faktor utama, kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat-tempat umum.Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk bekerja.Hal ini berdampak pada anak-anak mereka.Mereka tidak mampu untuk membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut menjadi tunawisma, anak yang ditinggalkan orang tuanya sehingga mempengaruhi psikologis anak tersebut, kerenggangan hubungan dengan orang tua, atau keinginan untuk hidup bebas.
Anak yang ditinggal orang tuanya atau tidak mempunyai orang tua, saudara dan tempat tinggal maka mereka mencari tempat berteduh di tempat umum. Mereka mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya. Lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya.Penggusuran karena perkembangan industri.Pengangguran karena kemajuan IPTEK akibatnya tenaga kerja kurang terlatih tersingkir sehingga di PHK.Namun alasan yang terbanyak dan paling umum adalah kegagalan para perantau dalam mencari pekerjaan. Hal ini diakibatkan karena cerita-cerita di kampung halaman tentang kesuksesan perantau kerap menjadi buaian bagi putra daerah untuk turut meramaikan persaingan di kota besar.
Beberapa di antaranya memang berhasil, namun kebanyakan dari para perantau kurang menyadari bahwa keterampilan yang mumpuni adalah modal utama dalam perantauan.Sehingga mereka yang gagal dalam merengkuh impiannya, melanjutkan hidupnya sebagai tunawisma karena malu bila pulang ke kampung halaman.
Masalah kependudukan di Indonesia pada umumnya telah lama membawa masalah lanjutan, yaitu penyediaan lapangan pekerjaan.Dan bila kita meninjau keadaan dewasa ini, pemerataan lapangan pekerjaan di Indonesia masih kurang. Sehingga kota besar pada umumnya mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih besar daripada kota-kota kecil.
Hal inilah yang menjadi penyebab keengganan tunawisma untuk kembali ke daerahnya selain karena perasaan malu karena berpikir bahwa daerahnya memiliki lapangan pekerjaan yang lebih sempit daripada tempat dimana mereka tempati sekarang.Mereka memutuskan untuk tetap meminta-minta, mengamen, memulung, dan berjualan seadanya hingga pekerjaan yang lebih baik menjemput mereka.
Selain itu, masalah yang sampai saat ini belum teratasi yaitu kemiskinan yang sangat mempengaruhi munculnya tunawisma pada lansia.Permasalahan yang sangat dirasakan oleh kaum miskin yaitu permasalahan sosial ekonomi mereka, yakni karena mereka tidak mempunyai ekonomi yang cukup mereka tidak bisa membeli rumah sehingga mereka memutuskan untuk menjadi tunawisma (gelandangan).

2.3 Akibat homeless pada wanita
Banyak yang menjadi korban homeless, khususnya anak-anak dan wanita.Pengaruh homeless pada anak-anak dan wanita sangat beresiko tinggi dan banyak dampak negatifnya bagi tumbuh kembang dan kesehatan reproduksi.Pengaruh yang sangat terlihat adalah pada mentalnya.Tetapi tunawisma perempuan jarang terlihat karena mereka sering menemukan perlindungan dengan saudara, teman, atau tunawisma lainnya yang perempuan.Sebagian besar perempuan tunawisma di jalan-jalan itu karena perceraian atau melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga.Pengabaian juga merupakan kontributor kunci pada wanita tunawisma.
Perempuan mungkin pada peningkatan risiko tunawisma atau dipaksa untuk hidup dengan mantan atau pelaku saat ini untuk mencegah tunawisma.
Terkadang seorang wanita yang menjadi korban homeless memilki bahaya tersendiri bagi kesehatan reproduksinya. Mereka terancam oleh dunia kejahatan, yang biasanya akan terjerumus oleh sindikat penjualan perempuan yang akhirnya menjadi seorang PSK(Pekerja Seks Komersial). Bagi remaja yang belum cukup umur dan kurang pengetahuan, mereka akan mudah terjerat oleh sindikat ini yang kemudian akan berpengaruh terhadap segala aspek reproduksinya yang seharusnya belum menjadi tanggungan atau waktunya.
Banyak wanita homeless sering menjadi korban dikarenakan kurangnya pengetahuan dan ketidakmengertian mereka pada dampak-dampak yang akan mereka alami. Keadaan seperti itu seharusnya ditanggulangi sejak dini. Jika tidak, maka akan semakin banyak wanita yang akan mengalami kerusakan pada organ reproduksi, seperti PMS (Penyakit Menular Seksual) dan Kanker Mulut Rahim (Serviks).
Mungkin pada dasarnya semua wanita tidak mau menjadi seorang homeless, tetapi karena berbagai keadaan yang memaksa mereka menjadi homeless seperti:
1.        Sumber Pendapatan yang rendah
2.        Penggusuran rumah
3.        Tidak mempunyai pekerjaan
4.        Masalah keluarga
Meski begitu adapun upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan korban homeless yaitu:
1.                Memberikan pendidikan kesehatan
2.                Memberikan penyuluhan tentang proses kehidupan dikota tidak senyaman yang mereka pikirkan.
3.                Membantu menyalurkan keterampilan yang mereka miliki sehingga mereka bisa mengandalkan kemampuan mereka sendiri untuk dapat menghasilkan uang.
4.                Memberikan saran kepada homeless agar mau bergabung dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) untuk melindungi hak-hak kehidupannya.

2.4  Penanganan yang dilakukan pada homeless
Setelah beberapa para tunawisma dalam lingkungan tersebut Permasalahan tunawisma sampai saat ini merupakan masalah yang masih terjadi, karena berkaitan satu sama lain dengan aspek-aspek kehidupan. Namun pemerintah juga tidak habis-habisnya berupaya untuk menanggulanginya.Dengan berupaya menemukan motivasi melalui persuasi dan edukasi terhadap tunawisma supaya mereka mengenal potensi yang ada pada dirinya, sehingga menumbuhkan keinginan dan semangat untuk berusaha hidup lebih baik.Langkah-langkah yang telah dilakukan adalah dibangunnya Panti Sosial penampung para tunawisma (gelandangan). Melakukan pembinaan kepada para tunawisma yang dilakukan melalui panti dan non panti sehingga dengan cara ini para tunawisma mendapatkan pengetahuan, pembina harus mengetahui asal usul daerahnya serta identifikasi penyebab yang mengakibatkan mereka menjadi penyandang masalah sosial itu. Mengembalikan para tunawisma ke kampung mereka masing-masing.
Disamping hal tersebut pemerintah mengambil kebijakan untuk menanggulangi munculnya tunawisma antara lain:
a.       Tahap persiapan
Karena tunawisma biasanya tidak mempunyai tempat tinggal, maka suatu hal yang esensial bila mereka ditanggulangi dengan memotivasi mereka untuk bersama-sama dikumpulkan dalam di suatu tempat, seperti asrama atau panti sosial.Tujuan dalam tahap ini yaitu untuk berusaha memasuki atau mengenal aktivitas atau kehidupan para Tunawisma.
b.      Tahap Penyesuaian diri
Setelah para tunawisma dikumpulkan , kemudian mereka harus belajar menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru, dimana berlaku aturan-aturan khusus.
c.       Tahapan pendidikan yang berkelenjutan
Diadakan evaluasi mengenai potensi mereka untuk belajar dengan maksud supaya mendapatkan pendidikan yang lebih layak.

Kendala-kendala yang menyulitkan upaya penanganan gelandangan adalah:
·         Alokasi dana untuk penanganan Tunawisma relatif kecil.
·         Upaya penanganan terhadap Tunawisma seringkali hanya berhenti pada pendekatan preventif-represif.
·         Upaya penanganan sering tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah.
·         Kurangnya partisipasi dan perhatian dari pemerintah.
·         Belum teratasinya kemiskinan.

2.5 Pengertian Incest
Incest berasal dari kata latin cestus yang berarti murni. Incestus berarti tidak murni. Incest  adalah hubungan badan atau hubungan seksual yang terjadi antara dua  orang yang mempunyai ikatan pertalian darah atau istilah genetiknya In Breeding.Secara  ringkas incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga.
Menurut Ruth S Kempe & C. Henry Kempe Incest adalah hubungan seksual antara anggota keluarga dalam rumah, baik antara kakak-adik kandung/tiri, ayah dengan anak kandung/tiri, paman dengan keponakan atau ibu dengan anak kandung/tiri
Incest ini menunjukan hubungan seksual antar anggota keluarga atau kerabat pria dan wanita, misalnya antar ayah dengan putrinya, antara kakek dengan cucunya antara ibu dengan anak lelakinya. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih berkuasa) dan korbannya adalah anak anak.yang sering terjadi adalah pada anak tiri  dengan bapak tiri, menantu dengan mertua,dll.
Peristiwa incest telah terjadi sejak dulu kala. Dalam sejarah dicatat raja-raja Mesir kuno dan putra-putrinya kerap kali melakukan tingkah laku incest dengan motif tertentu, sangat mungkin bertujuan untuk meningkatkan dan kualitas generasi penerusnya. Pascainvasi Alexander the Great (Iskandar Zulkarain) para bangsawan Mesir banyak yang melakukan perkawinan dengan saudara kandung dengan maksud untuk mendapatkan keturunan berdarah murni dan melanggengkan kekuasaan. Contoh yang terdokumentasi adalah perkawinan Ptolemeus II dengan saudara perempuannya, Elsione. Beberapa ahli berpendapat, tindakan seperti ini juga biasa dilakukan kalangan orang biasa. Toleransi semacam ini didasarkan pada Mitologi Mesir Kuno tentang perkawinan Dewa Osiris dengan saudaranya, Dewi Isis.





2.6  Penyebab terjadinya incest
1.      Faktor internal , yang terdiri dari :
a.     Biologis                  : dorongan seksual yang terlalu besar dan ketikmampuan pelaku untuk pmengendalikan nafsu seksnya.
b.      Psikologis              : pelaku memiliki kepribadian yang menyimpang seperti minder, tidak percaya diri, kurang pergaulan atau menutup diri dari lingkungan pergaulan, menarik diri dari pergaulan sosial dengan masyarakat dan sebagainya.
2.      Faktor eksternal, terdiri dari :
a.       Ekonomi keluarga
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah atau mempunyai keterbatasan pendapatan untuk bermain diluar lingkungan mereka sehingga mempengaruhi cara pandang dan mempersempit ruang lingkup pergaulan mereka .
b.      Tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah
c.       Tingkat pemahaman agama serta penerapan akidah dan norma agama yang tidak mereka ketahui atau tidak dipahami.
Selain faktor faktor diatas terdpat juga faktor lain yaitu :
a.       Faktor usia :  pikiran anak anak terbatas dan memiliki ketakutan
b.      Jenis kelamin: perempuan dan laki laki kedudukannya tidak setara, laki laki lebih berkuasa.
c.    Bermain lama lama dalam satu kamar sehingga nafsu biologis mereka terangsang
d.      Budaya patriarki         : laki laki memiliki rasa kepemilikan terhadap anak dan keluarganya sehingga dia berhak melakukan apapun
Lustig (Sawitri Supardi: 2005) mengemukakan factor-faktor lain yaitu:
a.       Keadaan terjepit, dimana anak perempuan manjadi figur perempuan utama yang mengurus keluarga dan rumah tangga sebagai pengganti ibu.
b.      Kesulitan seksual pada orang tua, ayah tidak mampu mengatasi dorongan seksualnya.
c.       Ketidakmampuan ayah untuk mencari pasangan seksual di luar rumah karena kehutuhan untuk mempertahankan facade kestabilan sifat patriachat-nya.
d.      Ketakutan akan perpecahan keluarga yang memungkinkan beberapa anggota keluarga untuk lebih memilih desintegrasi struktur daripada pecah sama sekali.
e.       Sanksi yang terselubung terhadap ibu yang tidak berpartisipasi dalam tuntutan peranan seksual sebagai istri.
f.       Pengawasan dan didikan orangtua yang kurang karena kesibukan orang bekerja mencari nafkah dapat melonggarkan pengawasan oleh orangtua bisa terjadi incest.
g.      Anak remaja yang normal pada saat mereka remaja dorongan seksualnya begitu tinggi karena pengaruh tayangan yang membangkitkan naluri birahi juga ikut berperan dalam hal ini.

2.7  Akibat dari incest
a.       Dampak psikologis
Incest dapat menimbulkan tekanan psikologis seperti:
a.       Masalah konstruksi keluarga, misalnya ayah dan anak adalah satu kesatuan keluarga. Namun jika terjadi incest dimana ayah menghamili anak perempuannya, maka bila lahir Anak dari anak perempuannya maka status ayahnya ganda yaitu sebai ayah juga sebagai kakek.
b.      Kasus pemerkosaan incest misalnya anak laki laki yang memperkosa ibunya. Ini mungkin terjadi karena kelainan anak yang terlalu memcintai ibunya. Dalam ilmu psikologi disebut dengan istilah Oedipus Compleks yaitu anak menganggap ibunya sebagai perempuan lain dan bukan sebagai ibunya.
b.      Dampak terhadap fisik
Dari segi medis tidak setiap pernikahan incest melahirkan keturunan yang memiliki kelainan atau gangguan kesehatan. Apabila terjadi kelahiran anak perempuan lebih rentan dan berpeluang besar terhadap penyakit genetik yang diturunkan orang tuanya.Banyak penyakit genetik yang berpeluang muncul lebih besar, contohnya :
a.    Skizoprenia:   kromosom yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
b.   Leukodystrophine:   kelainan pada bagian saraf disebut milin. Ada bagiandari jaringan penunjang pada otak yang mengalamigangguan dan menyebabkan pembentukan enzim   terganggu.
c.    Gangguan dan menyebabkan pembentukan enzim terganggu.
d.   Idiot: keterlambatan mental serta perkembangan otak lemah.
e.    Kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan ibu mengandung dan adanya rasa penolakan serta emosional dari ibu
f.    Hemofilia:penyakit sel darah merah yang pecah mengakibatkan           anak harus terus menerus mendapatkanpp transfuse.
Akibat lain yang cukup meresahkan korban adalah mereka sering disalahkan dan mendapat stigma (label) yang buruk. Padahal, kejadian yang mereka alami bukan karena kehendaknya. Mereka adalah korban kekerasan seksual. Orang yang semestinya disalahkan adalah pelaku kejahatan seksual tersebut.
Berbagai studi memperlihatkan, hingga dewasa, anak-anak korban kekerasan seksual seperti incest biasanya akan memiliki self-esteem (rasa harga diri) rendah, depresi, memendam perasaan bersalah, sulit mempercayai orang lain, kesepian, sulit menjaga membangun hubungan dengan orang lain, dan tidak memiliki minat terhadap seks.
Studi-studi lain bahkan menunjukkan bahwa anak-anak tersebut akhirnya ketika dewasa juga terjerumus ke dalam penggunaan alkohol dan obat terlarang, pelacuran, dan memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak.

2.8 Upaya mengatasi incest
Untuk menghindari terjadinya incest yang baik disertai atapun tidak disertai kekerasan seksual, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
1.      Memperkuat keimanan dengan menjalankan ajaran agama secara benar. Bukan hanya mengutamakan ritual, tetapi terutama menghayati nilai-nilai yang diajarkan sehingga menjadi bagian integral dari diri sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan penghayatan akan Tuhan sebagai pribadi, sehingga relasi dengan Tuhan bersifat “mempribadi”, bukan sekadar utopia yang absurd.
2.      Memperkuat rasa empati, sehingga lebih sensitif terhadap penderitaan orang lain, sekaligus tidak sampai hati membuat orang lain sebagai korban.
3.      Mengisi waktu luang dengan kegiatan kreatif-positif.
4.      Menjauhkan diri dan keluarga dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat.
5.      Memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anggota keluarga, sehingga dapat terkontrol.
6.      Memberikan pendidikan seks sejak dini, sesuai dengan usia anak















BAB III
ARTIKEL KEJADIAN
3.1 Artikel tentang Homeless
INILAH.COM, Barcelona Krisis ekonomi yang melanda Spanyol kini berdampak pada hampir semua sisi kehidupan. Banyak orang kehilangan pekerjaan akibat perusahaan-perusahaan bangkrut. Orang-orang kini jatuh miskin.
Pengemis dan gelandangan kini bermunculan di berbagai sudut kota di Spanyol. Kaum perempuan yang tak mampu lagi bertahan terpaksa beralih profesi menjadi penjaja seks. Tak ada pilihan untuk bertahan hidup, dan menjadi pekerja seks komersial adalah pilihan paling mudah.
Al Jazeera, belum lama ini, menurukan laporan feature mengenai hal tersebut.Terungkap bahwa kini semakin banyak perempuan yang menjadi PSK dadakan karena tekanan ekonomi. Karena itu, tidak heran bila setiap saat dijumpai banyak PSK di jalan-jalan kota di Spanyol.
Bahkan, PSK yang biasanya bermunculan di malam hari kini bisa dijumpai siang hari di jalanan kota-kota di Spanyol. Sebelum krisis, PSK di Spanyol kebanyakan berasal dari Amerika Selatan. Kini, mereka sebagian besar adalah warga Spanyol.
Pemandangan PSK yang mencari klien kini terlihat di siang hari di kota Madrid, sebuah pemandangan yang tak terlihat sebelum krisis. Perempuan Spanyol yang menjadi PSK kini bersaing dengan pendatang dari Eropa dan Amerika Selatan.
30 tahun lalu hanya sekitar 8% PSK adalah perempuan Spanyol, sisanya berasal dari berbagai negara. Kini, jumlah perempuan Spanyol yang menjadi PSK bertambah dua kali lipat menjadi sekitar 15% hingga 20%. Mereka menganggap itulah satu-satunya jalan untuk bertahan hidup. Kami membantu mereka keluar dari masalah itu, ujar Miguel Falcones dari LSM Doctors of The World.
Di Barcelona, di kota kedua terbesar di Spanyol itu, sebagian besar PSK adalah pendatang haram yang dikoordinir oleh geng tertentu. Mereka berasal dari berbagai negara.
Semakin banyaknya perempuan yang menjadi PSK membuat pemerintah kota Barcelona mengeluarkan aturan baru. Kini, PSK maupun kliennya mereka yang tertangkap akan dikenai denda.
Aturan itu diprotes kalangan PSK. Paula, salah seorang PSK di Barcelona, menyatakan aturan itu mengekang hak asasi manusia. Pemerintah mengenakan denda kepada PSK, padalah di sisi lain ada 6 juta pengangguran di Spanyol. Ini tidak adil, karena tidak ada pekerjaan untuk mereka, ujar PSK yang kini memimpin sebuah perkumpulan PSK untuk menuntut hak legal dari pemerintah.
3.2. Artikel tentang Incest
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nafsu! Kata inilah yang dialaskan Raz (19), hingga nekat melakukan hubungan sedarah (inses) dengan ibu kandungnya Siti Sahara (44). Pengakuan mengejutkan ini diutarakan pemuda pengangguran yang biasa dipanggil Minus ini saat ditemui di sel tahanan Polsek Percut Sei Tuan, Rabu (18/6) siang.
Ironisnya lagi, Raz juga ngaku pernah menyetubuhi wanita yang melahirkannya itu saat ayahnya Ahmad Siregar tergeletak sakit.
Dikisahkan Raz, persetubuhan ‘terlarang’ itu pertama terjadi pada suatu malam di pertengahan bulan November 2013 lalu. Entah setan apa yang merasuki pikiran Raz kala itu, hingga ia berani mengajak ibunya bersetubuh. Saat itu, ayah dan adik perempuannya sebut saja Melati (11) tengah tidur di ruang tamu.
Parahnya lagi, ternyata ajakan Raz juga tak mendapat penolakan dari Siti yang memang sudah lama tak mendapat belaian dari sang suami yang sakit-sakitan.
"Pas bulan November 2013 itulah pertama bang. Saat itu bapak yang sudah sakit-sakitan tidur di ruang tamu bersama adik. Jadi aku ngajak mamak gituan ke kamar. Mamak mau juga. Di situlah pertama kali kami melakukan hubungan intim. Aku sudah tak tahan lagi, dan mamak pun tak menolak," kenang Raz dengan wajah tak bersalah.
Hal senada juga diakui Siti. Wanita bertubuh putih itu ngaku tak keberatan disetubuhi karena ia juga sudah jatuh cinta pada Raz. Hal itu pulalah yang membuat dirinya menikmati betul hubungan intim yang seharusnya tak bisa dilakukan oleh ibu dan anak tersebut. Parahnya, ternyata Siti sudah menganggap anaknya itu sebagai kekasih.
"Aku sebenarnya menyesal, tapi semua sudah terjadi kan. Aku mungkin kesetanan makanya menuruti mau anakku itu. Tapi kalau mau jujur, aku sudah anggap anakku itu sebagai kekasih. Aku jatuh cinta sama dia," kata Siti pada kru koran ini.
Sejak awal Siti mengaku sudah mengetahui kelakuan aneh anaknya itu. Pasalnya, jauh sebelum melakukan persetubuhan itu, Raz sudah sering menjamah payudaranya ketika mereka hanya berdua di rumah. "Kalau lagi berdua di rumah, memang dia suka aneh-aneh lah. Dia mau memegang dadaku kalau di rumah. Cuma pertama ya ku anggap karena anak ya begitu lah, aku cuek aja. Tapi beginilah ujungnya, malu tapi mau bagaimana lagi," kata Siti yang mengaku sudah siap menanggung aib dan dosa atas perbuatan itu.
Kasus hubungan seks sedarah itu pun kini masih dalam penyelidikan Polsek Percut Sei Tuan. Namun Raz dilaporkan atas pencabulan yang dilakukannya terhadap adik kandungnya Melati. Itu pula yang dilaporkan Siti ke polisi setelah kasus tersebut terkuak dan diketahui oleh warga Dusun X, Desa Cinta Damai.
Ditanyai soal itu, Siti mengaku tak mengetahui dan benar-benar kecewa dengan Raz. "Tak tau aku kalau dia gitukan adiknya juga. Tahunya pas kemaren itu lah, disitu anakku yang perempuan cerita. Makanya jadi kami laporkan itu," katanya.
Raz di usir, siti bakal nikah. Selain terancam mendekam lama di penjara, Raz juga dipastikan tak bisa kembali ke rumah orangtuanya. Pasalnya, warga Dusun X, Jl. KUD, Desa Cinta Damai, Percut Sei Tuan merasa sangat malu dengan kejadian itu. Bahkan, pasca kasus ini mencuat, warga lingkungan dimana ibu dan anak ini tinggal itu juga sempat emosi menghakimi Raz.
Hal itu dibenarkan Kadus X bernama Misnar. “Karena malu, warga sempat menemui Siti di kediamannya dan meminta agar Raz jangan pernah kembali lagi ke sini jika ia sudah bebas dari penjara nanti. Kami pun sudah tau soal keberatan warga itu, dan demi menjaga keamanan kami meminta agar pelaku itu tak kembali lagi ke sini," pinta Misnar.
Senada dikatakan Polmas Desa Cinta Rakyat, Sudarnoto Siregar (53) yang menegaskan seluruh warga desa telah sepakat mengusir Raz dari kampung itu selamanya. "Warga takut anak-anaknya jadi korban juga. Apalagi pelaku juga mencabuli adik perempuannya sendiri,” terangnya.
Hal itu juga dibenarkan Siti yang mengatakan jika warga memintanya untuk tak membawa Raz kembali ke rumahnya. "Tak dikasih lagi tinggal di situ dia, katanya kalau sudah bebas dari penjara pun tak boleh kembali lagi karena warga sudah marah," jelasnya.
Masih menurut Siti, akibat kasus itu rencana pernikahannya dengan seorang duda bernama Sudar (50) pun terancam batal. "Aku suka dengan laki-laki, dia duda namanya Sudar. Katanya kami mau menikah setelah lebaran ini. Tapi sudahlah apalagi, dia pun mungkin sudah tak mau lagi," sesalnya.
Sekadar mengingatkan, kasus hubungan seks sedarah (inses) ini terkuak bermula dari pertengkaran ibu anak itu pada Senin (16/6) malam. Kala itu, Raz yang sudah lelah melipati pakaian minta tolong dipijitin pada ibunya. Namun, permintaan Raz tak dituruti ibunya.
Hal itu membuat Raz berang dan meracau tak keruan, bahkan melontarkan kata-kata makian pada Siti. Mendengar ucapan Raz sudah keterlaluan, Sari, kakak kandung Raz yang kebetulan malam itu diantar suaminya menginap di rumah orangtuanya tak terima. Keributan pun meledak, hingga menarik perhatian warga sekitar.
Warga yang penasaran lantas mencoba mendamaikan pertengkaran ibu dan anak-anaknya itu. Saat ditanyai, Siti malah menceritakan perlakuan bejat anak keduanya itu. Keterangan Siti langsung membuat emosi warga meledak dan nyaris menghakiminya. Saat itu pula, Raz digiring warga ke kantor polisi guna dimintai keterangan. Dikatakan Raz dirinya nekat menyetubuhi ibu kandungnya lantaran ia nafsu melihat wanita yang melahirkannya tersebut.










BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Homeless
 Dari kasus yang sudah di beritakan dalam artikel tersebut, bahwa kasus masyarakat khususnya pada wanita di spanyol itu termasuk kepada kasus homeless (tunawisma, gelandangan). Hal yang menunjukan bahwa mereka termasuk homeless/tunawisma adalah tidak memiliki pekerjaan yang merupakan salah satu ciri dari homeless. Dalam kasus ini masyarakat spanyol yang mengalami homeless termasuk kedalam tunakarya karena mereka tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.
Penyebab dari banyaknya masyarakat spanyol menjadi homeless karena factor ekonomi yang ditambah dengan krisis yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut.Krisis tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang bangkrut sehingga lapangan kerja pun berkurang. Hal itu mengakibatkan kemiskinan semakin merajalela di Negara tersebut hingga banyak masyarakat yang menjadi homeless.
Akibat dari homeless yang dialami masyarakat spanyol membuat khususnya para kaum wanita yang tak mampu lagi bertahan sehingga terpaksa beralih profesi menjadi penjaja seks. Tak ada pilihan untuk bertahan hidup, dan menjadi pekerja seks komersial adalah pilihan paling mudah.
Untuk menanggulangi hal tersebutperlu dilaksanakannya
·         Penyuluhan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
·         Berupaya menemukan motivasi melalui persuasi dan edukasi terhadap tunawisma supaya mereka mengenal potensi yang ada pada dirinya, sehingga menumbuhkan keinginan dan semangat untuk berusaha hidup lebih baik dengan membantu menyalurkan keterampilan yang mereka miliki dengan membuka lapangan pekerjaan sehingga mereka bisa mengandalkan kemampuan mereka sendiri untuk dapat menghasilkan uang.
·         Memberikan saran kepada homeless agar mau bergabung dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) untuk melindungi hak-hak kehidupannya.
·         Dalam kasus tersebut pemerintah memberikan sanksi berupa denda kepada tunawisma yang menjadi psk serta kliennya.

4.2 Incest
Kasus yang dilakukan oleh Raz kepada ibu dan adiknya termasuk kedalam perbuatan incest. Karena disini Raz melakukan hubungan badan sedarahkepada anggota keluarganya yaitu ibu dan adiknya
Faktor pemicu Raz melakukan hal tersebut semata karena dorongan seksual yang terlalu besar dan ketikmampuan Raz untuk mengendalikan nafsu seksnya. Hal tersebut termasuk kedalam factor internal yaitu biologis.
Ada pula Faktor eksternal juga yang mempengaruhi Raz yaitu:
·         Ekonomi keluarga
Disini Ras tidak mempunyai pekerjaan (pengangguran) sehingga ia pun tidak memiliki pendapatan untuk bermain diluar lingkungan mereka sehingga mempengaruhicara pandang dan mempersempit ruang lingkup pergaulannya.
·         Tingkat pemahaman agama serta penerapan akidah dan norma agama yang tidak Raz ketahui atau tidak dipahami.
Selain itu kebiasaan Raz memegang payudara ibunya yang ibunya sendiri membiarkannya tanpa memarahinya sehingga menimbulkan nafsu seks Raz.
Ibunya pun mau melakukan hubungan badan dengan anaknya yaitu Raz. Hal ini dikarenakan suami ibu siti atau ayahnya Raz sedang sakit yang dimana kondisinya belum pulih sepenuhnya sehingga ibu siti tidak pernah mendapatkan belaian kasih sayang dari suami untuk memuaskan nafsu seksnya sehingga ibu siti mau melakukan hubungan badan dengan anak kandungnya sendiri.
Sedangkan hubungan badan sedarah yang dilakukan Raz kepada adiknya bisa jadi selain karena Raz memiliki nafsu seks yang tidak bisa dikendalikan tapi juga karena kurangnya pengetahuan dari sang adik tentang tidak bolehnya melakukan hubungan badan sedarah dan karena pria lebih berkuasa sehingga sang adik perempuan takut dan akhirnya menuruti kemauan sang kakak.
Akibat yang dapat ditimbulkan oleh apa yang dilakukan Raz adalah Dampak psikologis yaitu karena Raz melakukan badan dengan ibu kandungnya. Ini mungkin terjadi karena kelainan anak yang terlalu memcintai ibunya. Dalam ilmu psikologi disebut dengan istilah Oedipus Compleks yaitu anak menganggap ibunya sebagai perempuan lain dan bukan sebagai ibunya.
Raz juga akhirnya dipenjara dan tidak lagi diterima di kampungnya karena sudah  dianggap mencemarkan nama baik kampungnya.
Selain itu akibat lain yang mungkin terjadi pada masa berikutnya apabila adik ataupun ibunya hamil maka akan berdampak terhadap fisik anak yang dikandung ibu ataupun adiknya yaitu
Dari segi medis tidak setiap pernikahan incest melahirkan keturunan yang memiliki kelainan atau gangguan kesehatan. Apabila terjadi kelahiran anak perempuan lebih rentan dan berpeluang besar terhadap penyakit genetik yang diturunkan orang tuanya.Banyak penyakit genetik yang berpeluang muncul lebih besar, contohnya :
·         Skizoprenia:   kromosom yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
·         Leukodystrophine:   kelainan pada bagian saraf disebut milin. Ada bagiandari jaringan penunjang pada otak yang mengalamigangguan dan menyebabkan pembentukan enzim   terganggu.
Gangguan dan menyebabkan pembentukan enzim terganggu.
·         Idiot: keterlambatan mental serta perkembangan otak lemah.
·         Kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan ibu mengandung dan adanya rasa penolakan serta emosional dari ibu
·         Hemofilia:penyakit sel darah merah yang pecah mengakibatkan        anak harus terus menerus mendapatkanpp transfuse.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi lagi hubungan badan sedarah maka perlunya memperkuat keimanan dengan menjalankan ajaran agama secara benar. Bukan hanya mengutamakan ritual, tetapi terutama menghayati nilai-nilai yang diajarkan sehingga menjadi bagian integral dari diri sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan penghayatan akan Tuhan sebagai pribadi, sehingga relasi dengan Tuhan bersifat “mempribadi”, bukan sekadar utopia yang absurd.
Dalam kasus ini sebaiknya Raz diingatkan dan diajarkan tentang agama secara benar sehingga ia tau larangan berhubungan badan sedarah dan apabila ia ingin melakukannya maka ia ingat Tuhan.
Sebaiknya Raz diberi pendidikan norma dan memperkuat rasa empati, sehingga lebih sensitif terhadap penderitaan orang lain, sekaligus tidak sampai hati membuat orang lain sebagai korban.
Raz juga diberi semangat agar ia dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan kreatif-positif atapun memberikannya pekerjaan agar tidak menjadi pengangguran.
Disini walaupun keluarga tapi harus ada batasan dalam berhubungan jangan sampai membangkitkan syahwat sehingga melakukan hubungan badan kepada keluarga sendiri.
Selain itu perlunya memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anggota keluarga, sehingga dapat terkontrol.
Raz juga perlu mendapatkan pendidikan seks dimana didalamnya dijelaskan tentang bahaya yang timbul dari apa yang telah dilakukannya tersebut.









BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Homeless/tunawisma adalah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap di wilayah tertentu dan hidup di tempat umum.Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang atau masyarakat menjadi homeless/tunawisma diantaranya factor ekonomi. Dari factor ekonomi tersebut banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan akhirnya masyarakat khususnya wanita memilih untuk bekerja sebagai seorang PSK yang menurutnya mudah untuk di kerjakan seprti kasus yang sudah di bahas sebelumnya. Adapun penanggulangan kasus ini adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat mengenai kesehatan reproduksi, memberikan motivasi untuk menyalurkan keterampilan dengan memberikan lapangan pekerjaan, menyarankan kepada tunawisma untuk bergabung dengan lembaga social masyarakat. Dan pemerintah memberikan sanksi kepada PSK beserta kliennya yang melakukan hubungan seksual.
Sedangkan incest adalah adalah hubungan badan atau hubungan seksual yang terjadi antara dua  orang yang mempunyai ikatan pertalian darah. Biasanya terjadi antara anggota keluarga dalam rumah, baik antara kakak-adik kandung/tiri, ayah dengan anak kandung/tiri, paman dengan keponakan atau ibu dengan anak kandung/tiri. Kasus pada artikel yang dilakukan oleh Raz kepada ibu dan adiknya termasuk kedalam perbuatan incest. Karena ia melakukan hubungan badan sedarahkepada anggota keluarganya yaitu ibu dan adiknya. Penyebabnya karena dorongan seksual yang terlalu besar dan ketikmampuan Raz untuk mengendalikan nafsu seksnya. Selain itu ibunya yang kurang mendapatkan belaian kasih sayang suami untuk memenuhu hasrat seksnya. Serta adiknya yang cenderung takut kepada kakaknya.
Akibatnya Raz dipenjara dan tidak diterima lagi dilingkungan dimana ia tinggal. Upaya untuk mengatasinya dengan meningkatkan keimanan kepada Tuhan yang maha esa, melakukan hal yang bersifat positif, dan menjaga hubungan dengan batasan yang semestinya.

 5.2 Saran
Dengan semakin banyaknya tunawisma yang ada di jalanan, diharapkan pembaca dan pemerintah dapat lebih memahami dalam sulitnya hidup dijalanan. Pembaca juga diharapkan dapat mengikutsertakan diri dalam upaya meminimalisir pembengkakan jumlah tunawiswa dengan diadakannya penyuluhan dan pembekalan diri di pedesaan mengenai bagaimana susahnya hidup di kota. Pemerintah juga harusnya dapat memperbanyak lapangan kerja didesa agar para tunawisma khususnya wanita tak perlu berbondong-bondong pergi ke kota untuk menjadi seorang gelandangan apalagi sampai jadi psk.
Sedangkan untuk incest sebaiknya sebagai seorang kepala keluarga hendaknya seorang ayah mampu mengarahkan keluarganya kejalan yang baik, seorang ibu hendaknya dapat mendidik dan memantau perkembangan anaknyadengan baik meskipun ibu tersebut seorang wanita karir, dan untuk mempertahankan keutuhan keluarga hendaknya dibutuhkan keterbukaan dankasih sayang antar anggota keluarga.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Fluida Statis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah      Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan  Fluida.Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan. Dengan demikian kerapatannya akan lebih kecil. Karena itu, fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis. 1.2 Perumusan Masalah       Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi  beberapa pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu : 1. Apa pengerti

resensi novel 5cm

Unsur-unsur Resensi 1. Judul resensi : 5 cm 2. Identitas buku a. judul buku : 5 cm b. pengarang : Donny Dhirgantoro c. penerbit : T.Grasindo d. tahun penerbit : November 2007 e. tebal buku : 381 halaman f. harga buku : Rp. - Kepengarangan a. latar belakang Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktu kecilnya hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya. Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun be